Penyelesaian Penafsiran kontradiktif Ayat Toleransi dengan Ayat Perang
Perspektif Ibn Sall?mah dan Mustafa Zaid
Islam, dalam tataran realitas, sering diekspresikan dalam
dua wajah yang saling berlawanan, yakni wajah damai
dan wajah perang atau toleran dan intoleran. Hal ini
ditandai dengan adanya stigma Islam sebagai agama pedang
yang berkembang di Barat, dan bantahannya oleh sebagian
Islamolog Barat sendiri. Mereka nampaknya menyadari
bahwa pandangan tersebut tidak sepenuhnya benar, baik
?ecara historis maupun normatif-teologis.
Kajian tentang ayat-ayat toleransi dan relasinya dengan ayat
pedang atau ayat perang masih perlu terus dilakukan. Ia
bukan saja menjadi pijakan pokok bagi pola kerukunan
hidup beragama, kontroversi mengenai status mu?kam-
naskh ayat-ayat itu juga masih menjadi benang kusut yang
perlu diurai kembali baik dari sudut riwayat maupun konteks
sosio-historisnya. Karena, sangat mungkin kemunculan
paham ekstrim radikal dari sebagian umat Islam itu berawal
dari pemahaman yang kurang tepat terhadap ayat-ayat
tersebut. Dengan demikian, kajian ini setidaknya bisa
mengurangi kesalahpahaman dalam menafsirkan ayat-ayat
tersebut dan menempatkannya secara proporsional dalam
konteks kehidupan beragama.