Penelitian ini mengkaji tentang Pelabuhan Tanjung Priok yang digunakan sebagai perantara tempat berlabuhnya kapal-kapal haji di Batavia 1922-1937 yang membahas statitistik perusahaan kongsi tiga yang dipercaya oleh pemerintah Belanda menjadi kapal pengangkut jemaah haji. Adapun statitistik tersebut di dapatkan dari sumber-sumber laporan tahunan Tanjung Priok dan Laporan statistik pelayaran Hindia Belanda beserta arsip dan surat kabar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan proses mengkritisi dan menganalisa kejadian- kejadian dengan Langkah-langkah historis dengan memperoleh data-data dari tabel-tabel lalu di deskripsikan dan di analisa dengan pendekatan ilmu manajemen dan teori R.O Goss dan Ann Markusen. Pendekatan ilmu manajemen dalam konteks lalu lintas pelayaran di sebuah pelabuhan berfokus pada strategi manajemen yang dirancang untuk mengoptimalkan efisiensi operasional. Hal ini melibatkan perencanaan yang cermat terkait kapasitas terminal, pengaturan waktu tiba dan keberangkatan kapal, serta pengelolaan ruang parkir kapal untuk mencegah kemacetan. Manajemen lalu lintas pelayaran juga mencakup koordinasi yang intensif antara agen kapal, terminal, dan penyedia layanan untuk memastikan proses bongkar muat berjalan lancar dan efisien, jadi pendekatan ini cocok digunakan untuk menggali informasi mengenai dinamika pelayaran yang terjadi di pelabuhan Tanjung Priok dengan menelaah mengenai laporan tahunan pelayaran haji. Bermula semenjak membludaknya Jamaah haji yang berangkat dari Hindia Belanda, yang seringkali menggunakan pelabuhan Singapura. Hal ini membuat ketimpangan ekonomi pemerintah, sehingga agar lebih menarik peminat yaitu calon jamaah haji atas nasehat-nasehat Snouck Hurgronje untuk mengendalikan umat muslim di Hindia Belanda “kendalikan lah mereka lewat aspek politik dan ekonomi” dengan mengeluarkan berbagai kebijakan ordonansi haji mulai dari 1898, 1922, 1927, dan 1931.

SS23074

SKR SPI 23074

Perpustakaan FAH (Skripsi)

Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan

Share :