Serbuan bangsa Mongol ke kota Badhidad dan dampaknya terhadap keruntuhan dinasti abasiyah
Shihab, M. Quraish - Personal Name
Mustafa Shadiq Al-Rafi\'i - Personal Name
Nursyad - Personal Name
Menginjak tahun 1258, dunia digemparkan oleh tragedi kejatuhan Baghdad, ibukota dinasti Abbasiyah. Kejadian tersebut dilatarbelakangi oleh banyak aspek antara lain adalah semakin parahnya intrik politik yang melibatkan pejabat istana dan ulama, penyakit yang menjangkit di beberapa bagian kota dan semakin mengecilnya peran ibukota ini akibat banyak daerah bawahan yang memerdekakan diri. Seakan menjadi penuntas bagi penderitaan itu, datanglah serbuan bangsa Mongol, di bawah pimpinan Hulagu Khan yang memporakporandakan ibukota. Baghdad adalah sasaran Mongol berikutnya, setelah sebelumnya bangsa ini menundukkan beberapa daerah di Persia dan Irak. Kesuksesan menguasai ibukota ini tidak terlepas dari oknum Abbasiyah yang membelot ke pihak Mongol. Setelah mempelajari informasi tersebut, maka pasukan dipersiapkan untuk menerobos benteng kota. Tanpa berselang lama, pasukan dari Asia Timur in sudah memenuhi kota dan mulai menebarkan terror di setiap sudutnya. Suasana tentram yang semula menyelimuti kehidupan Bahdad seketika pecah dibuyarkan oleh derap kuda pasukan Mongol. Korban sudah banyak berjatuhan, namun pembunuhan massal masih terus berlangsung. Selain itu, di sana sini sudah terlihat penjarahan dan perampokan. Serbuan ini membawa perubahan pada kehidupan masyarakat Baghdad. Setidaknya ada empat dampak umum yang bisa dikemukakan; dampak politik, sosial, ekonomi dan peradaban. Setelah serangan tersebut, masyarakat Baghdad yang selamat mau tidak mau menjadi bawahan pasukan Mongol. Terbunuhnya khalifah Baghdad terakhir membuat kegoncangan dalam pemerintahan kota ini. Perpindahan kekuasaan yang terjadi paksa ini membuat suhu politik yang sebelumnya dipenuhi intrik, untuk sementara bisa dikendalikan. Keadaan ini awalnya belumlah diterima oleh penduduk Baghdad. Ketakutan akibat serangan itu masih terngiang di benak mereka. Di bidang ekonomi, kedatangan Mongol membuat kota ini menemukan akhir masa kebesarannya. Sebelumnya, Baghdad merupakan salah satu kota penting dalam Jalur Sutera. Selain menyandarkan pendapatan pada keberadaan pasar, kota ini juga menyandarkan pemasukan lain dari pabrik-pabrik yang berdiri di dalam kota. Begitu Mongol datang, pabrik-pabrik ini tidak luput dari penghancuran. Kemakmuran yang sebelumnya amat kentara dalam Baghdad seketika hilang bersamaan dengan hancurnya struktur sosial di sana. Dampak peradaban menjadi mengalami kemunduran yang paling mencolok. Peradaban dalam hal ini lebih dimaknai secara sempit pada pencapaian manusia di bidang arsitektural. Bangunan umum seperti gedung, masjid, lembaga pendidikan hancur. Istana raja serta bangunan-bangunan monumental lainnya juga banyak yang dibakar. Taman- taman kota pun tak luput dari amukan Mongol.
Ketersediaan
SS14015 | SKR SPI 2014 015 | Perpustakaan FAH (Skripsi SPI) | Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - No Loan |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
SKR SPI 14015
Penerbit
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta., 2014
Deskripsi Fisik
vi, 86 hlm,; ilus.; 30 cm.
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
SKR
Informasi Detil
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
Nursyad
Tidak tersedia versi lain
Lampiran Berkas