Kebenaran Dan Transformasi Sosial Dalam Sastra Historis
MUTTAKI - Personal Name
. Sukron Kamil - Personal Name
Tesis ini bertujuan untuk membuktikan resonansi historis dan relevansi
ideologi atas transformasi sosial. Novel al-Fâris al-Jamîl karya „Alî Aẖmad
Bâkatsîr memuat cerita historis yang memiliki relasi kesesuaian kebenaran dengan
realitas sejarah. Kemudian, cerita historis yang dimuat dalam novel mengandung
berbagai ekspresi ideologi berpengaruh, yang memiliki relevansi ekspresi ideologi
pada konteks modern sebagai pencerahan pada ranah transformasi sosial.
Penelitian ini merupakan penelitian perpustakaan (Library Research) yaitu
penelitian yang memperoleh data dan informasi tentang objek penelitiannya melalui
buku-buku atau alat audiovisual lainnya. Pendekatan sosiologi sastra; Fokus
pertama, kesesuaian kebenaran cerita historis dan transformasi sosial pada konteks
historis, ditinjau dari perspektif teori Fredric Jameson diperkaya Aliran Realisme.
Fokus kedua, muatan ekspresi ideologi pada konteks historis maupun pada konteks
lahirnya sastra dan pengaruhnya yang memiliki relevansi untuk merespons
transformasi sosial, ditinjau dari perspektif Marxis dan Terry Eagleton.
Hasil dari penelitian ini adalah; pertama, kesesuaian kebenaran secara
intrinsik sangat jelas terpotret dalam cerita historis novel al-Faris al-Jamîl lebih
dominan menggambarkan realitas sejarah, pasca meninggalnya Rasulullah Saw,
khususnya pada Dinasti Umaiyyah pertengahan abad ke-6 hingga abad ke-7
daripada dunia imajinasi, yang ditinjau berdasarkan referensi-referensi sejarah
terkait atas realitas sejarahnya. Hal ini ditandai dengan tokoh yang dimuat dalam
cerita merupakan tokoh sejarah, diantaranya „Abdullâh bin al-Zubair, „Abdu al-
Malik bin Marwân. Kedua, pada konteks sosial-politik, realitas sejarah yang dimuat
dalam cerita tentang persoalan perubahan sosial tokoh secara individu maupun
kelompok, dan berbagai gejolak politik, salah satunya pertentangan ideologi antar
dua tokoh yang memegang kekuasaan politik; tokoh „Abdullâh bin al-Zubair yang
berpaham fundamentalisme, sedangkan tokoh „Abdu al-Malik bin Marwân yang
berpaham sekularisme. Relevansi pertentangan ideologi dua tokoh ini sangat jelas
mewakili gagasan pengarang sebagai kritikan daripada pertentangan ideologi
sekularisme pada masa pemerintahan Jamâl „Abdu al-Nâṣir dengan ideologi
fundamentalisme Ikwanu al-Muslimîn, hal ini bertujuan untuk memberikan refleksi
kesadaran masyarakat tercerahkan yang harus lebih kepada konservatisme untuk
mementingkan persatuan umat sehingga dapat mendorong atas transformasi sosial
pada konteks modernitas Mesir.
ideologi atas transformasi sosial. Novel al-Fâris al-Jamîl karya „Alî Aẖmad
Bâkatsîr memuat cerita historis yang memiliki relasi kesesuaian kebenaran dengan
realitas sejarah. Kemudian, cerita historis yang dimuat dalam novel mengandung
berbagai ekspresi ideologi berpengaruh, yang memiliki relevansi ekspresi ideologi
pada konteks modern sebagai pencerahan pada ranah transformasi sosial.
Penelitian ini merupakan penelitian perpustakaan (Library Research) yaitu
penelitian yang memperoleh data dan informasi tentang objek penelitiannya melalui
buku-buku atau alat audiovisual lainnya. Pendekatan sosiologi sastra; Fokus
pertama, kesesuaian kebenaran cerita historis dan transformasi sosial pada konteks
historis, ditinjau dari perspektif teori Fredric Jameson diperkaya Aliran Realisme.
Fokus kedua, muatan ekspresi ideologi pada konteks historis maupun pada konteks
lahirnya sastra dan pengaruhnya yang memiliki relevansi untuk merespons
transformasi sosial, ditinjau dari perspektif Marxis dan Terry Eagleton.
Hasil dari penelitian ini adalah; pertama, kesesuaian kebenaran secara
intrinsik sangat jelas terpotret dalam cerita historis novel al-Faris al-Jamîl lebih
dominan menggambarkan realitas sejarah, pasca meninggalnya Rasulullah Saw,
khususnya pada Dinasti Umaiyyah pertengahan abad ke-6 hingga abad ke-7
daripada dunia imajinasi, yang ditinjau berdasarkan referensi-referensi sejarah
terkait atas realitas sejarahnya. Hal ini ditandai dengan tokoh yang dimuat dalam
cerita merupakan tokoh sejarah, diantaranya „Abdullâh bin al-Zubair, „Abdu al-
Malik bin Marwân. Kedua, pada konteks sosial-politik, realitas sejarah yang dimuat
dalam cerita tentang persoalan perubahan sosial tokoh secara individu maupun
kelompok, dan berbagai gejolak politik, salah satunya pertentangan ideologi antar
dua tokoh yang memegang kekuasaan politik; tokoh „Abdullâh bin al-Zubair yang
berpaham fundamentalisme, sedangkan tokoh „Abdu al-Malik bin Marwân yang
berpaham sekularisme. Relevansi pertentangan ideologi dua tokoh ini sangat jelas
mewakili gagasan pengarang sebagai kritikan daripada pertentangan ideologi
sekularisme pada masa pemerintahan Jamâl „Abdu al-Nâṣir dengan ideologi
fundamentalisme Ikwanu al-Muslimîn, hal ini bertujuan untuk memberikan refleksi
kesadaran masyarakat tercerahkan yang harus lebih kepada konservatisme untuk
mementingkan persatuan umat sehingga dapat mendorong atas transformasi sosial
pada konteks modernitas Mesir.
Ketersediaan
TS BSA20005 | TS BSA20000 | Tersedia | |
TS BSA20006 | TS BSA20005 | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri
-
No. Panggil
TS BSA20005
Penerbit
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah : Jakarta., 2020
Deskripsi Fisik
xiii; 265 hlm
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
TS BSA
Informasi Detil
Tipe Isi
text
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab
MUTTAKI
Tidak tersedia versi lain
Lampiran Berkas